Jumat, 30 Agustus 2013

MAKALAH TENTANG EKOSISTEM MANGROVE DAN PERAIRAN ESTUARIA



MAKALAH
MULOK KELAUTAN











SMAN 1 WANGI-WANGI
KAB. WAKATOBI
TAHUN PELAJARAN 2013-2014
Anggota Kelompok :
-       Muhammad Resky Saputra
-       Harlin Kirana
-       Hariati
-       Pipin Afrianti


EKOSITEM ESTUARIA



D
A
N



EKOSISTEM      HUTAN

                         MANGROVE











I PENDAHULUAN


LATAR BELAKANG

            Latar belakang pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang di berikan oleh ibu guru dan juga untuk memperkaya ilmu teman-teman akan Ekosistem Estuaria Dan Ekosistem Mangrove yang semakin hari semakin hilang di dalam bumi pertiwi, dan harapan kami terhadap makalah ini adalah untuk dapat menyadarkan teman-teman akan pentingnnya Ekosistem Mangrove dan Ekosistem Estuaria bagi Kehidupan manusia dan juga keseimbangan alam. dalam makalah kami yang sederhana ini kami harap dapat memenuhui standar penilaian bagi ibu guru dan apabila ada kesalahan kami mohon maaf yang sebesar-besarnya, saran dan kritik dari ibu guru sangat kami butuhkan untuk perbaikan makalah kami yang akan datang, sekian terima kasih.













    

                                                                                                 Penyusun


















RUMUSAN MASALAH

1.      Apakah Pengertian Ekosistem Estuaria dan Ekosistem Mangrove?
2.      Apakah Karateristik ( cirri-ciri ) Ekosistem Estuaria dan Ekosistem Mangrove?
3.      Apakah Fungsi Ekosistem Estuaria dan Ekosistem Mangrove?
4.      Apasajakah Fauna Ekosistem Estuaria ?
5.      Apasajakah Flora Ekosistem Mangrove ?



























TUJUAN

1.      Mengetahui Pengertian Ekosistem Estuaria dan Ekosistem Mangrove
2.      Mengetahui Karateristik/Cirri-Ciri Ekosistem Estuaria dan Ekosistem Mangrove
3.      Mengetahui Fungsi Ekosistem Estuaria dan Ekosistem Mangrove
4.      Mengetahui Fauna Ekosistem Estuaria
5.      Mengetahui Flora Ekosistem Mangrove





 II PEMBAHASAN

A.    Ekosistem Estuaria


1.      Pengertian Ekosistem Pesisir Estuaria
                   Kata “estuari” dipinjam dari perkataan bahasa Inggris estuary, dari bahasa Latin aestuarium yang berarti aliran air pasang dari laut, yang akar katanya adalah aestus, pasang surut air laut. Per definisi, ada banyak pengertian yang dipakai orang untuk menjelaskan estuari. Salah satu definisi yang diterima orang secara luas menyebut estuari sebagai:
”badan air pesisir yang semi-tertutup, yang terhubung bebas dengan laut terbuka, yang di dalamnya air laut nyata tercampur dan terencerkan oleh air tawar yang mengalir dari daratan.”[1]
Atau, definisi lain yang lebih melingkup, misalnya:
”badan air semi-tertutup, yang terhubung ke laut sejauh batas pasang surut atau batas intrusi garam dan menerima limpasan air tawar, namun masuknya air tawar mungkin tidak terus menerus, hubungan ke laut mungkin tertutup untuk sebagian waktu dalam setahun, sementara pengaruh pasang surut air laut mungkin dapat diabaikan.”[3]




2.      Klasifikasi Estuari Berdasarkan Geomorfologi ( Sirkulasi air didalamnya )

a.       Tipe laguna

             Estuari tipe ini hampir terisolasi oleh karena adanya beting penghalang di arah lautnya, baik berupa pulau ataupun tanjung penghalang. Dengan demikian, laguna estuari ini hanya terhubung dengan laut terbuka melalui satu atau beberapa celah yang relatif sempit, tempat keluar masuknya air. Tipe ini biasanya terbentuk di wilayah yang pantainya landai, pada tepi benua yang secara tektonik stabil, di tepi laut pinggiran yang ombaknya tidak terlalu besar.
Beting-beting penghalang itu dapat terbentuk oleh beberapa hal, misalnya:

   Beting pasir yang terbentuk dari pasir dasar laut yang terangkat dan diendapkan oleh gelombang laut; biasanya berupa beting memanjang sejajar dengan garis pantai.
   Beting lumpur sedimen yang dibawa sungai, namun tertahan oleh gelombang dan arus laut, dan diendapkan di sebelah muka muara.
   Beting karang yang berasal dari batu atau tanah pantai yang tererosi ketika terjadi penggenangan oleh air laut yang menaik, sehingga membentuk semacam teluk kecil; beting batu itu adalah sisa-sisa yang tidak turut tererosi.
   Beting tanah atau pasir yang berasal dari ujung (tanjung kecil) yang tererosi pinggirannya, namun bertambah panjang karena tambahan endapan di ujungnya akibat arus laut dan gelombang.



b.      Tipe Fjord
            Estuari tipe fjord ini terbentuk di muara sungai yang berlembah dalam karena tererosi oleh aliran es (gletser). Secara khas estuari semacam ini mempunyai lembah dengan penampang serupa huruf-U, bertebing curam, dengan dasar yang berbatu-batu dan berkontur khas akibat
terkikis aliran gletser. Di hulunya, estuari ini bisa jadi sangat dalam, dapat melebihi 300 m (980 kaki). Namun ujungnya dangkal karena endapan serpih batu-batuan acap membentuk gigir (semacam beting atau gosong) di bawah air. Apabila gigir ini sangat dangkal, dapat menghalangi pertukaran air (tawar dengan laut) sedemikian sehingga air sangat sedikit bertukar, dan air-air di bawah garis kedalaman gigir boleh dikatakan sangat jarang bersirkulasi, atau stagnan dalam jangka yang panjang.
c.       Tipe Pengaruh Tektonik
            Adalah estuari yang terbentuk karena pergerakan tanah yang disebabkan oleh aktivitas patahan tektonik, vulkanisme, atau tanah longsor. Tipe ini sangat sedikit ditemukan; salah satunya adalah estuari di Teluk San Francisco, yang terbentuk oleh pergerakan sesar San Andreas.



3.   Fauna Lingkungan Estuarian
 





                 Daerah estuarin merupakan tempat hidup yang baik bagi populasi ikan jika dibandingkan dengan jenis ikan lainnya. Daerah ini merupakan tempat untuk berpijah dan membesarkan anak-anaknya bagi beberapa spesies ikan. Adapun faktor yang menyebabkan daerah ini mempunyai nilai produktivitas tinggi yaitu, disana terdapat suatu penambahan bahan- bahan organik secara terus menerus yang berasala dari daerah aliran sungai, perairan estuarin adalah dangkal, sehingga cukup menerima matahari untuk membantu kehidupan tumbuh-tumbuhan yang sangat banyak, daerah estuarin merupak tempat yang relative kecil menerima aksi gelombang akibatnya detritus dapat menumpuk didalamnya, aksi pasang selalu mengaduk-aduk bahan organic yang berada disekitar tumbuh-tumbuhan.
                 Sayangnya, manuasia membuat daerah ini menjadi tempat yang lebih tercemar daripada bagian lautan lainya.pembuangan sampah dan kotoran –kotoran hasil industri yang khususnya mengandung racun yang tinggi kebanyakan dibuang kedalam sungai dimana mereka ini kemudian diangkut kearah muara sungai dan masuk akedalam estuarin sehingga derah tersebut menjadi tercemar.

 






                 Biota yang hidup di ekosistem estuari umumnya adalah percampuran antara yang hidup endemik, artinya yang hanya hidup di estuari, dengan mereka yang berasal dari laut dan beberapa yang berasal dari perairan tawar, khususnya yang mempunyai kemampuan osmoregulasi yang tinggi. Bagi kehidupan banyak biota akuatik komersial, ekosistem estuari merupakan daerah pemijahan dan asuhan. Kepiting (Scylia serrata), tiram (Crassostrea cucullata) dan banyak ikan komersial merupakan hewan estuari. Udang niaga yang memijah di laut lepas membesarkan larvanya di ekosistem ini dengan memanfaatkannya sebagai sumber makanan.

                 Terdapat juga binatang yang dapat kita golongkan kedalam kompenen peralihan, kedalam kompenen ini termasuk dalam organisme seperti ikan yang melakukan migrasi yang melewati estuaria dalam perjalananya kedaerah pemijahan baik diair tawar maupun air laut, contoh umum adalah ikan salem (Salmo, Oncorbyncus) dan Belut laut (Anguilla). Sedangkan untuk fauna peralihan juga termasuk binatang yang ada di estuaria hanya untuk mencari makan dan termasuk berbagai burung dan ikan. Organisme estuarin berasal dari binatang laut dan bukan dari air tawar, karena binatang laut mampu mentolerir penurunan sanilitas yang besar daripada spesies air tawar menghadapi kenaikan salinitas.

4.   Karateristik ekosistem estuaria
1.      Keterlindungan
Estuaria merupakan perairan semi tertutup sehingga biota akan terlindung dari gelombang laut yang memungkinkan tumbuh mengakar di dasar estuaria dan memungkinkan larva kerang-kerangan menetap di dasar perairan.

2.      Kedalaman
Kedalaman estuaria relatif dangkal sehingga memungkinkan cahaya matahari mencapai dasar perairan dan tumbuhan akuatik dapat berkembang di seluruh dasar perairan, karena dangkal memungkinkan penggelontoran (flushing) dengan lebih baik dan cepat serta menangkal masuknya predator dari laut terbuka (tidak suka perairan dangkal).

3.      Salinitas air
Air tawar menurunkan salinitas estuaria dan mendukung biota yang padat.

4.      Sirkulasi air
Perpaduan antara air tawar dari daratan, pasang surut dan salinitas menciptakan suatu sistem gerakan dan transport air yang bermanfaat bagi biota yang hidup tersuspensi dalam air, yaitu plankton.

5.      Pasang
Energi pasang yang terjadi di estuaria merupakan tenaga penggerak yang penting, antara lain mengangkut zat hara dan plangton serta mengencerkan dan meggelontorkan limbah.

6.      Penyimpanan dan pendauran zat hara
Kemampuan menyimpan energi daun pohon mangrove,lamun serta alga mengkonversi zat hara dan menyimpanya sebagai bahan organik untuk nantinya dimanfaatkan oleh organisme hewani.

5.      Fungsi Ekologis Lingkungan Estuaria
Secara umum estuaria mempunyai peranan ekologis penting diantaranya sebagai berikut:
1.    Sebagai sumber zat hara dan bahan organik yang diangkut lewat sirkulasi pasang surut (tidal circulation);
2.    Penyedia habitat bagi sejumlah spesies hewan yang bergantung pada estuaria sebagai tempat berlindung dan tempat mencari makan;
3.    Sebagai tempat untuk bereproduksi dan atau tempat tumbuh besar (nursery ground) terutama bagi sejumlah spesies udang dan ikan.

Sedangkan secara umum estuaria dimanfaatkan oleh manusia sebagai berikut:
1.      Sebagai tempat pemukiman;
2.      Sebagai tempat penangkapan dan budidaya sumberdaya ikan;
3.      Sebagai jalur transportasi;
4.      Sebagai pelabuhan dan kawasan industri.




B.     Ekosistem Hutan Mangroove

1.      Pengertian Hutan Mangrove
 






            Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, yang didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada daerah pasang-surut pantai berlumpur. Komunitas vegetasi umumnya tumbuh pada daerah intertidal dan supratidal yang cukup mendapat aliran air, dan terlindung dari gelombang besar dan arus pasang-surut yang kuat.
            Ekosistem ini mempunyai dua komponen lingkungan, yakni darat (terestrial) dan air (akuatik). Lingkungan akuatik pun dibagi dua, laut dan air tawar. Ekosistem mangrove dikenal sangat produktif, penuh sumberdaya tetapi peka terhadap gangguan. Ia juga dikenal sebagai

pensubsidi energi, karena adanya arus pasut yang berperan menyebarkan zat hara yang dihasilkan oleh ekosistem mangrove ke lingkungan sekitarnya. Dengan potensi yang sedemikian rupa dan potensi-potensi lain yang dimilikinya, ekosistem mangrove telah menawarkan begitu banyak manfaat kepada manusia sehingga keberadaannya di alam tidak sepi dari perusakan, bahkan pemusnahan oleh manusia.
            Ekosistem mangrove ditumbuhi sedikitnya oleh 89 jenis tumbuh-tumbuhan. Dari jumlah ini terdapat empat jenis yang dinamakan “strict mangrove”, yakni Avicennia, Excoecaria, Sonneratia dan Rhizophora. Selain ditumbuhi berbagai jenis tumbuhan, ekosistem mangrove juga dihuni oleh berbagai jenis satwa. Sebagai contoh, jenis burung seperti Ardea cinerea (cangak abu), Nomenius schopus (gajahan sedang), Egretta sp. (kuntul), dan Larus sp. (camar). Satwa lainnya yang hidup di sana adalah Macaca fascicularis (kera ekor panjang), Varanus salvator (biawak), juga terdapat satwa yang hidup di dasar hutan mangrove seperti kepiting graspid dan ikan gelodong (Periohthalmus).


2.      Ciri-Ciri Hutan Mangrove
            Ada beberapa ciri-ciri spesifik yang bisa dijumpai di hutan mangrove, antara lain:
1.  Jenis pepohonan yang related terbatas.
2.  Akar pepohonan terbilang unik sebab berbentuk layaknya jangkar dengan melengkung juga menjulang di bakau atau Rhizphora Spp.
3.  Terdapat beberapa pohon yang akarnya mencuat secara vertical layaknya pensil di pidada atau Sonneratia dan juga api-api atau Avicennia Spp.
4.  Terdapat biji atau propagul dengan sifat vivipar atau mampu melakukan proses perkecambahan pada kulit pohon.
5.  Sementara itu, ciri-ciri khusus dari habitat hutan mangrove antara lain:
6.  Wilayah tanah yang tergenang secara periodic atau berkala.
7.  Tempat tersebut juga mendapat aliran air tawar yang cukup dari daratan.
8.  Wilayah tersebut terlindung dari gelombang besar juga arus pasang surut laut yang kuat.
9.  Air di wilayah tersebut memiliki kadar garam payau.

3.      Fungsi Hutan Mangrove

            Keberadaan ekosistem mangrove ini sangat penting sebab ia memiliki beberapa fungsi yang nyata terhadap organisme lainnya. Apa sajakah itu? Berikut uraiannya.
a.       Fungsi Fisik Hutan Mangrove

§  Sebagai penjaga garis pantai juga tebing sungai agar terhindar dari erosi atau abrasi.
§  Memacu percepatan perluasan lahan.

§  Mengendalikan intrusi dari air laut.
§  Berperan sebagai pelindung daerah belakang hutan mangrove dari pengaruh buruk hempasan gelombang juga angin yang kencang.
§  Sebagai kawasan penyangga dari rembesan air lautan.
§  Sebagai pusat pengolahan limbah organik.

b.      Fungsi Ekonomis Hutan Mangrove

·         Sebagai sumber kayu untuk bahan bakar juga bahan bangunan bagi manusia.
·         Sebagai penghasil beberapa unsur penting seperti obat-obatan, minuman, makanan, tannin juga madu.
·         Sebagai lahan untuk produksi pangan.
·          Penghasil keperluan industri (bahan baku kertas, tekstil, kosmetik, penyamak kulit, pewarna),
·          Penghasil bibit ikan, nener udang, kepiting, kerang, madu, dan telur burung,
·         Pariwisata, penelitian, dan pendidikan.

c.       Fungsi Biologis Hutan Mangrove

·         Sebagai tempat untuk mencari makanan, tempat memijah, tempat untuk berkembang-biak berbagai organisme seperti ikan, udang dan lain-lain.
·         Sebagai salah satu sumber plasma nutfah

4.      Flora Pada Ekosistem Mangrove

            Berbicara mengenai flora atau tumbuhan yang ada di ekosistem hutan mangrove antara lain liana, alga, bakteri juga fungi. Beberapa ahli menemukan terdapat kurang lebih 89 spesies . Flora tersebut kemudian dibagi ke dalam 3 kelompok, antara lain:

1.      Flora hutan mangrove mayor atau tanaman mangrove sesungguhnya, adalah tanaman yang memperlihatkan kesetiaan pada habitas ekosistem mangrove. Ia memiliki kemampuan untuk membentuk tegakan yang murni serta secara dominan mencirikan susunan komunitas. Dari segi morfologis, ia mempunyai bentuk yang adaptif akan lingkungan hutan mangrove dan mampu mengontrol kadar garam. Contoh flora yang masuk ke kelompok ini adalah adalah Kandelia, Rhizophora, Bruguiera, Avicennia, Ceriops, Lumnitzera, Laguncularia, Sonneratia dan Nypa.

2.      Flora mangrove minor, adalah tanaman mangrove yang tidak memiliki kemampuan untuk membentuk sebuah tegakan yang murni, dengan demikian secara morfologis tanaman ini tidak memiliki peranan yang dominan dalam komunitas mangrove. Contoh tanaman ini antara lain Excoecaria, , Aegiceras. Aegialitis, Xylocarpus, Camptostemon, Heritiera, Pemphis, Scyphiphora, Osbornia, Acrostichum dan juga Pelliciera.


3.    Asosiasi hutan Mangrove, contoh tanaman yang satu ini adalah Calamus, Hibiscus, Cerbera dan masih banyak lagi lainnya.




III PENUTUP

KESIMPULAN

            Ekosistem estuaria adalah ekosistem dimana badan air pesisir yang semi-tertutup, yang terhubung bebas dengan laut terbuka, yang di dalamnya air laut nyata tercampur dan terencerkan oleh air tawar yang mengalir dari daratan. Sedangkan Ekosistem Hutan Mangrove  merupakan ekosistem dimana komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada daerah pasang-surut pantai berlumpur.
            Ekosistem estuaria mempunyai beberapa jenis fauna seperti kepiting dan tiram sedangkan flora di ekosistem Mangrove seperti Kandelia, Rhizophora, Bruguiera. Ekosistem estuaria dan ekosistem mangrove mempunyai peranan yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia seperti sebagai Sebagai sumber kayu untuk bahan bakar juga bahan bangunan bagi manusia, Sebagai penghasil beberapa unsur penting seperti obat-obatan, minuman, makanan, tannin juga madu, Sebagai tempat pemukiman, dan  Sebagai tempat penangkapan dan budidaya sumberdaya ikan.
            Dan kita dapat menarik kesimpulan bahwa ekosistem estuaria dan ekosistem mangrove sangat berguna bagi kehidupan manusia, dan sudah menjadi tanggung jawab kita untuk menjaga dan melestarikan ekosistemnya bukan hanya memanfaatkan kekayaannya belaka.






















DAFTAR PUSTAKA
Nybakken, James W.1988 . Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologi. Jakata : PT Gramedia
Hutabarat, Sahala dan Evans, Stewart M. 1986. Pengantar Oseanografi. Jakarta : Universitas Indonesia.










1 komentar:

  1. Titanium vs tungsten - TITONIC ART - TITONIC ART
    TITS snow peak titanium TO BETTERS titanium vs ceramic flat iron · columbia titanium pants TITE microtouch titanium trim walmart T. The TITE micro touch trimmer T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.T.

    BalasHapus